Mungkinkah AS Menyerang Iran?

Asrori
Peneliti di Pusat Studi Islam dan Kenegaran (PSIK) Universitas Paramadina

Meski Presiden Amerika Serikat, George Walker Bush berulang kali menyatakan tak akan menginvasi Iran, namun tanda-tanda ke arah sana semakin jelas untuk dibuktikan. Pasalnya, perubahan sikap AS terhadap Iran semakin lebih ofensif dan agresif dalam menyikapi keputusan politik luar negerinya terhadap Iran.

Berdasarkan pengamatan para kritikus perang bahwa pernyataan Presiden AS Selasa (30/1) bahwa Gedung Putih tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas dan keras jika Iran bertindak ‘macam-macam’ di Irak dan membahayakan pasukan keamanan AS. Akhirnya medan perang pun barangkali terbuka lebar siap untuk menjadi kubangan darah yang merambah dan menjadi saksi jutaan mayat terkapar tersayat.

Menurut Francis Fukuyama dalam ‘America at the Crossroads; Democracy, Power, and the Neoconservative Legacy’, 2006, ada tiga alasan utama rezim otoriter Bush untuk melancarkan serangannya terhadap Irak pimpinan Saddam Husein. Akan tetapi menurutnya sebagian besar alasan itu palsu. Pertama, Irak dituduh memiliki senjata pemusnah massal. Kedua, Irak dituduh memiliki kaitan erat dengan jaringan Alaidah dan organisasi teroris lainnya. Ketiga, Irak dituduh sebagai rezim diktator tiranik yang harus dimusnahkan.

Berdasarkan fakta tersebut, tanda-tanda AS ‘mengajak perang Iran’ sepertinya mirip ketika mereka akan menginvasi Irak tahun 2003. Hal tersebut setidaknya bisa dibuktikan dengan beberapa alasan. Pertama, AS menuduh Iran sedang mengembangkan senjata nuklir sebagaimana yang pernah dikembangkan Irak. Kedua, AS menuduh Iran telah menyebar aksi teror di Irak untuk memerangi tentara keamanan koalisi AS dan Inggris, sehingga mengakibatkan sejumlah tentara mereka terbunuh sia-sia. Ketiga, AS menuduh Iran telah membantu kelompok pejuang di Irak terutama dalam hal penyediaan senjata dan bahan peledak yang membahayakan.

Pada tahun 2002-2003 Bush mungkin bisa dengan mudah meyakinkan Kongres AS yang hawkish maupun komunitas internasional yang masih trauma dibayangi tragedi 11 September dengan menunjukkan ‘bukti-bukti’ bohong bahwa Saddam Hussein sedang mengembangkan nuklir pemusnah massal. Namun, bila alasan ini kembali digunakan untuk menyerang Iran, adakah pihak yang masih percaya?

Rasanya masyarakat internasional tidak mau masuk jurang yang sama untuk kedua kalinya. Karenanya, sebagian pengamat mengatakan bahwa sikap AS terhadap Iran selama ini bagai melempar batu sembunyi tangan. Mereka menuduh tanpa didasarkan pada bukti-bukti yang jelas yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Bersamaan dengan itu Khalid Al Dakhil, penulis dan akademisi Arab Saudi mengatakan bahwa sikap AS tersebut merupakan refleksi atas kegagalan misinya di kawasan Irak. Di kancah dunia internasional wajah mereka terasa dicoreng. Mereka merasa malu atas kegagalannya sehingga untuk mengobati rasa malunya AS menfitnah Iran dengan alasan-alasan irasional.

Atas semua tuduhan itu, pemerintah Iran membantah keras tuduhan tersebut. Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad mengatakan bahwa, tuduhan AS selama beberapa bulan terakhir ini tidak berdasarkan fakta. Tuduhan itu sebenarnya hanya untuk propaganda. Dan dia berjanji jika AS menyerang, Iran akan melakukan tamparan sejarahnya kepada AS dan membuatnya malu di hadapan masyarakat dunia sehingga iblis pun tak mau mengingat kejayaan dan kedigdayaan AS kembali yang pernah dialaminya.

Maka, besar kemungkinan Iran akan melakukan serangan balik pada setiap kepentingan AS di seluruh dunia bila Iran diserang. Sehingga sampai saat ini Iran yakin bahwa tak akan ada seorang pun membuat langkah yang demikian irasional sampai menyulitkan langkah mereka ke depan. Musuh-musuh Iran harus mengerti bahwa Iran akan memberikan balasan komprehensif terhadap para agresor maupun kepentingan mereka di seluruh dunia. Politisi AS dan para analisnya juga harus tahu bahwa rakyat Iran tak akan tinggal diam bila diserang.

Sikap naif AS
Andaikan benar AS dan sekutunya menyerang Iran sebagaimana yang perna dilakukannya terhadap Irak beberapa tahun lalu, hal tersebut tentunya akan menyulitkan AS mewujudkan tujuannya. Kesimpulan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan AS. Pertama, sebuah serangan udara terbatas yang targetnya hanyalah fasilitas nuklir Iran, seperti yang terdapat di Natanz dan Isfahan. Kedua, serangan militer yang lebih luas dan menyeluruh, yang targetnya bukan hanya menghancurkan fasilitas nuklir Iran, tetapi juga melumpuhkan angkatan bersenjata negara itu.

Dengan demikian AS harus melumpuhkan seluruh sistem pertahanan Iran, memperkuat pasukan darat, udara, dan laut di Irak dan Afganistan, serta memindahkan kapal-kapal perang AS ke Teluk Persia untuk melindungi jalur perdagangan. Jet-jet tempur AS harus diluncurkan dari pangkalan Diego Garcia di Samudera Hindia, sementara pesawat-pesawat pengebom stealth bisa langsung diterbangkan dari AS. Washington juga harus membujuk Turki untuk memberi izin bagi penggunaan pangkalan militer di Incirlik.

Berdasarkan foto-foto satelit hasil pemantauan yang dilakukan pesawat pengintai AS terhadap fasilitas nuklir Iran sejak tahun 2004, setidaknya ada 400 target yang harus dihantam melalui serangan udara. Di antaranya rudal-rudal balistik jangka menengah yang ditempatkan mendekati perbatasan Irak, 14 lapangan terbang beserta pesawat-pesawat tempurnya, kapal-kapal selam Iran, dan bangunan-bangunan yang terkait dengan kepentingan intelijen maupun dengan Garda Revolusi.

Langkah selanjutnya, AS membutuhkan senjata nuklir penghancur bungker (bunker-buster tactical nuclear weapon), seperti B61-11, untuk menghancurkan fasilitas-fasilitas yang terdapat di bawah tanah. Target utamanya adalah fasilitas nuklir Iran di Natanz yang diperkirakan memiliki 50 ribu mesin pemutar (centrifuge), laboratorium, dan ruangan kerja di kedalaman 25 meter di bawah tanah.

Dari semua keterangan tersebut, sepertinya upaya-upaya yang harus dilakukan AS untuk menaklukan Iran cukup berat dan secara material harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak juga. Maka berdasarkan analisis subjektif upaya ke arah sana tidak mungkin dilakukan AS. Walhasil, upaya AS untuk menaklukan Iran hanya akan menjadi angan-angan dan cemoohan dunia internasional belaka. Sehingga buah yang akan dipetik adalah kenaifan dan kemustahilan untuk memenangkan peperangan dengan Iran, yang secara historis-sosiologis telah memiliki pengalaman perang dengan Barat (Imperium Romawi).

Semestinya AS lebih memikirkan hubungan baik dengan Iran dalam politik luar negerinya demi kemaslahatan bersama terutama menyangkut nasib warga kedua negara, AS dan Iran. Sebaiknya permasalahan ini diselesaikan dengan jalan diplomatik bukan melalui jalur militer yang akan memakan korban jiwa dan harta benda yang banyak pula. Karena bagaimanapun juga perang tidak akan menyelesaikan masalah akan tetapi hanya akan memperuncing masalah.

Ikhtisar

– AS terlihat mengulang modus rencana penyerangan Irak, untuk berusaha menyerang Iran.
– Dunia internasional sudah berubah, sehingga kemungkinan besar skenario AS itu sulit mendapat dukungan.
– AS memerlukan biaya yang sangat besar untuk bisa melumpuhkan sendi-sendi pertahanan Iran.
– Rencana penyerangan AS terhadap Iran pun pada gilirannya hanya akan mengundang cemooh.

sumber : Republika 

3 Tanggapan to “Mungkinkah AS Menyerang Iran?”


  1. 1 m.hidayat Agustus 1, 2007 pukul 3:37 pm

    kaum2 barat(AS) tidak akan pernah suka terhadap kaum timur(islam),karena itu,mereka melakukan fitnah terhadap kaum islam agar kaum islam terpecah belah..dan agar mereka bisa menyebarkan para misionaris mereka di daerah berpenduduk muslim……
    saya sendiri sangat benci terhadap Bush,bahkan saking bencinya saya terhadap beliau,saya selalu mengacungkan jari tengah saya setiap saya melihatnya di acara2 Tv…..

  2. 2 andre gunawan Agustus 26, 2007 pukul 9:33 pm

    Saya pikir semua rancana yang telah disiapkan The king of Crime “Bush” tidak bakalan dapat terealisasi…banyak hal yang mesti di selesaikan Amerika selain mewujudkan perang terbuka dengan negara islam Iran….Bush butuh berpikir ribuan kali untuk itu…dan bila perang pun terjadi, kemungkinan perang AS vs Iran tersebut menjadi gerbang bangkitnya kesadaran seluruh umat islam diseluruh belahan dunia untuk mengambil tindakan yang nyata yang tidak hanya mampu mengecam namun dapat diprediksikan akan mampu meningkatkan jumlah para Mujahid, para Laskar bom bunuh diri dan gerakan2 kemasyarakatan yang bertindak sedara terordinir sehingga akan mempu menyulitkan kedudukan Amerika Serikat ” Unites Satan America” Message for non Muslim : Jangan sekali-kali mengangap kami ” muslim ” lemah yang sudah kehilangan pondasi agama islam yang kuat yang didalamnya sudah padam sama sekali kobaran api semangat Jihad…sesungguhnya semua anggapan kalian yang ditujukan kepada kami itu tidak lah beralasan. Ingat..!! Era kekhalifahan akan segera berlangsung…dan dibawah kepemimpinan pimpinan kami nanti ” Imam Mahdi ” hancurlah segala kekuatan maksiat yang selama ini memenuhi bumi ini termasuk kalian sebab tidak ada tempat seorang destroyer semacam kalian di bumi ini…Tunggu tanggal mainnya wahai penghuni Neraka…!!!!!! sungguh ini bukanlah hasil kekolotan daya pikir kami, dan bukan juga igauan kami yang kalian anggap hina hingga hari ini..tapi semua ini adalah fakta yang memiliki nilai kebuktian yang absah…..selamat bertemu masa ini..!!!

  3. 3 rakan Oktober 23, 2007 pukul 10:35 am

    negara yang tepat untuk diberi gelar poros setan adalah “amerika”.sudah menjadi kebiasaan amerika yg menghalalkan segala cara untuk menyerang sebuah negara. terlebih lagi amerika yg sangat anti dengan islam. jika saja seluruh umat islam bersatu 100% amerika dan israel dapat dihapus dari peta dunia.
    matilah amerika!!! matilah israel!!!


Tinggalkan komentar




Blog Stats

  • 849.173 hits
Februari 2007
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728  

Ranks….

AeroCloud Topsites List

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia

Blogarama - The Blog Directory

RSS TEMPO Interaktif

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS KOMPAS

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS VOA Politik

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.